Kamis, 18 Agustus 2011

Allah Menjaga Rezeki, Manusia Menjaga Amanah


Cerita kali ini datang dari khâlati (tante dari pihak ibu). Kira-kira sepuluh bulan yang lalu (dari waktu cerita ini ditulis) tante dan kakak saya pergi ke Tanah Abang. Entah bagaimana belanjaan tante saya berupa seprai tertinggal setelah membeli barang lain di sebuah toko.

Setelah sempat mencari kesana kemari toko yang tadi, tapi tidak juga ketemu, maka tante saya pikir tidak mungkin mendapatkan belanjaannya. Nah, belum lama ini tante saya datang lagi ke Tanah Abang bersama iparnya. Iseng-iseng ia mencari toko yang dulu barangnya tertinggal lalu bilang sama iparnya, “Kayaknya ini toko yang waktu itu…”

Percaya atau tidak ibu-ibu yang menjaga toko mendengar dan, “Ibu, ibu, yang waktu itu belanja? Ini ada barangnya. Waktu itu saya simpan.” Setelah dilihat ternyata benar, barang belanjaan tante saya masih ada. Bayangkan, setelah beberapa bulan, pedagang yang jujur itu masih menyimpan belanjaan pembelinya yang tertinggal dan seprei milik tante saya kembali…!
Allah Menjaga Rezeki

Amirul Mukminin Ali as. berkata, “Rezeki itu ada dua jenis: rezeki yang Anda cari dan rezeki yang mencari Anda; apabila Anda tidak mendapatkannya, ia akan datang kepada Anda…” Kita tidak hendak bicara tentang rezeki tipe pertama. Allah memang sudah memberikan rezeki-Nya di meja makan, tinggal bagaimana kita mengeluarkan usaha dengan mengulurkan tangan dan meraihnya.

Seprei yang sudah tertinggal selama berbulan-bulan dan kembali kepada pemiliknya itulah yang mungkin termasuk ke dalam rezeki tipe kedua. Rezeki yang telah ditetapkan oleh Allah tipe ini sama seperti kematian. Karenanya, mestinya manusia tidak perlu bersedih jika tidak mendapatkannya dan harus merasa puas karena rezeki akan datang kepadanya apapun yang terjadi.

Seseorang pernah bertanya kepada Imam Ali as., “Kalau seseorang ada di dalam rumah dan pintunya tertutup, dari mana rezeki akan sampai kepadanya?” Imam menjawab, “Dari jalan mana saja kematian akan mencapainya.” Imam as. juga berkata, “Tidak ada orang yang merebut rezeki Anda sebelum Anda… Apa yang telah ditentukan bagi Anda, tidak akan tertunda bagi Anda.” (Nahjul Balâghah)

Hai orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. (QS. Al-Baqarah : 172)

Manusia Menjaga Amanah

Sudah sulit kita temui orang seperti ibu penjaga toko tersebut. Ibu tersebut tidak mengenal tante saya, dan dia pun tidak tahu pasti apakah tante saya akan kembali, karena faktanya sudah sepuluh bulan pun dia tetap menjaganya. Saya yakin betapa puas ibu tersebut ketika beliau “berhasil” menunaikan amanah yang dijaganya.

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya… (QS. An-Nisâ: 58)

Tentang pentingnya menjaga amanah sudah pernah digambarkan melalui ucapan Imam Ali Zainal Abidin as. di tulisan “Salahkah Saya Menjaga Amanah?” karenanya tidak saya ulang lagi. Imam Jafar Shadiq as. juga pernah mengucapkan hal serupa mengenai pentingnya menjaga amanah, “Sekiranya pembunuh Ali bin Abi Thalib as. memberikan amanah kepadaku, aku akan menunaikan amanah yang diberikannya itu.” (Mîzânul Hikmah)

Karena itu jenis amanah lain yang akan dibicarakan adalah sekaitan dengan rezeki yang telah Allah swt berikan. Salah satu cara menjaga amanah dari rezeki yang telah Allah berikan adalah dengan bersyukur kepadanya. Sedangkan salah satu cara bersyukur adalah dengan bersedekah. Kata Imam Ali as, “Carilah rezeki dengan memberi sedekah.” Wallahualam.

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambahkannya kepadamu, dan jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrâhîm: 7)

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates